Menurut informasi yang dilansir di Kompas.com bahwa dokter yang menyebabkan kontroversi vaksin MMR dengan autisme Dr. Andrew Wakefield sudah dicabut ijin praktek nya dan dihukum selama 2 tahun penjara, baca lengkap nya di http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/29/11025357/Dokter.Pemicu.Kontroversi.Vaksin.MMR.Dijatuhi.Sanksi
Berikut penjelasan kenapa anak-anak kita musti di vaksin MMR.
Kenapa harus di vaksin ?
Measles (campak), Mumps (gondongan) dan Rubella (Campak Jerman) adalah penyakit yang serius.
Measles :
Mumps :
Berikut penjelasan kenapa anak-anak kita musti di vaksin MMR.
Kenapa harus di vaksin ?
Measles (campak), Mumps (gondongan) dan Rubella (Campak Jerman) adalah penyakit yang serius.
Measles :
- Virus ini menyebabkan ruam, batuk, pilek, iritasi mata dan demam
- Komplikasinya mulai dari infeksi telinga, pheumonia, kejang, sampai kerusakkan otak sampai kematian.
Mumps :
- Virus ini menyebabkan demam, sakit kepala dan pembengkakan di kelenjar parotis
- Komplikasinya mulai dari ketulian, mininghitis ( radang selaput otak ), pembengkakan testis, ovarium dan bahkan kematian
Rubella :
- Virus ini menyebabkan ruam,demam ringan dan radang sendi (terutama untuk wanita )
- Jika seorang wanita mendapatkan suntikan rubella saat hamil maka dia akan mengalami keguguran atau bayinya akan menderita kelainan bawaan berat.
Penyakit ini menular melalui udara. Vaksin MMR bisa mencegahnya. Sebagian besar anak-anak yang mendapatkan vaksin ini tidak akan terkena penyakit ini. Tapi jika vaksin ini dihentikan maka semakin banyak yang terkena enyakit ini.
Siapa yang harus di vaksin? Kapan waktunya ?
Anak-anak harus mendapatkan 2 dosis vaksin MMR
- Dosis pertama anak usia 12-15 bulan
- Dosis kedua antara usia 4-6 tahun
Ini adalah waktu yang dianjurkan, tetapi anak-anak dapat mendapatkan dosis kedua kapan saja selama jarak nya minimal 28 hari setelah pemberian dosis pertama.
Orang dewasa pun harus memperoleh vaksin MMR. Pada umumnya orang yang lahir tahun 1956 paling tidak mendapatkan 1 dosis vaksin MMR.
Siapa yang tidak boleh diberikan vaksin MMR atau harus menunda dulu ?
- Orang yang pernah menerima reaksi alergi yang mengancam jiwa terhadap gelatin, antibiotik neomisin atau terhadap dosis pertama MMR
- Orang yang sakit berat sebaiknya menunda sampai konisinya membaik
- Wanita hamil harus menunda sampai bayinya lahir. Wanita yang mendapatkan vaksin ini harus meunda kehamilan minimal 4 minggu
- Sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda,jika ada kondisi berikut : HIV/AIDS, atau penyakit lain yang menurunkan system kekebalan tubuh, sedang minum steroid selama dua minggu atau lebih, menderita keganasan, atau sedang kemoterapi atau radiologi untuk kanker atau gangguan pembekuan darah.
- Orang yang baru saja menerima transfusi darah harus berkonsultasi dulu dengan dokter kapan waktu yang tepat untuk menerima vaksin MMR.
Apa resiko vaksin MMR ?
Seperti halnya obat, vaksin juga memiliki resiko untuk menyebabkan reaksi alergi berat. Akan tetapi reaksi vaksin MMR menyebabkan masalah serius atau kematian sangatlah kecil. Vaksin MMR jauh lebih aman daripada ketiga penyakit tersebut. Sebagian besar orang yang divaksin MMR tidak mengalami masalah.
Masalah ringan :
Demam (1 dari 6 orang), ruam ringan (1 dari 20 orang), pembengkakan kelenjar getah bening leher atau pipi (jarang terjadi). Masalah ini timbul dalam 7-12 hari setelah pemberian vaksin MMR dan pada pemberian dosis kedua jarang terjadi masalah.
Masah sedang :
kejang demam (1 dari 3000 dosis), nyeri sementara atau kekakuan sendi, biasanya pada wanita (1 dari 4 orang), trombosit rendah , bersifat sementara (1 dari 30.000 dosis)
Masalah berat (jarang terjadi) :
Reaksi alergi serius (kurang dari 1 dari 1.000.000 dosis), hal lain yang belum jelas disebakan oleh vaksin atau bukan ( ketulian, kejang berualang, koma atau penurunan kesadaran, kerusakkan otak).
Apa yang harus di lakukan jika muncul masalah sedang atau berat ?
Apa yang harus diperhatikan ?
- Kondisi yang tidak biasa, seperti demam tinggi, kelemahan atau perubahan prilaku.
- Tanda-tanda reaksi alergi berat : kesulitan bernafas, suara nafas kasar atau mengui, urtikaria, pucat, lemat, denyut jantung yg cepat atau pusing.
Apa yang harus dilakukan ?
- Hubungi dokter atau segera bawa orang tersebut ke dokter
- Ceritaka apa yang terjadi dan kapan tanggal vaksinasi diberikan
- Isi laporan VAERS (laporan efek samping vaksin)
Sumber : www.cdc.gov
0 comments:
Post a Comment