Saturday 19 May 2012

Delapan Agustus Dua ribu Delapan (888)

Dulu, saat aku memutuskan untuk memilihmu, ada ragu didadaku. Apakah aku bisa mengimbangi kualitasmu. Tapi berkali-kali kau meyakinkanku, bahwa kita akan belajar untuk saling meyesuaikan diri. Akhirnya aku pun mengangguk,sebagai tanda betapa aku bersedia menjadi belahan jiwamu.
Hari-hari menjelang pertemuan dengan mu diprosesi akad itu, membuat campur aduk hatiku yang lemah ini, segala debar, takut dan khawatir menyeruak indah. Tak ingin lepas, apalagi hilang. Tapi rasa ini membuat ku merasa sudah memilikimu, padahal belum ada ikatan antara aku dan kamu. Akhirnya kubiarkan rasa itu mengalir seiring proses 'kepemilikan hati ini' berlangsung.


Aku pun akhirnya mendengarkan mu melantunkan janji setia. Akad suci yang sudah disepakati. Pernyataaan hati bahwa engkau akan menjadi suami sehidup semati. Tidak hanya itu, bahkan menjadi suami hingga akhirat nanti. Janji ini janji suci, Bukan main-main, bukan pula guyonan. Tapi ini adalah mitsaqan ghalidan, ikatan yang kuat dan tangguh. Saling menguatkan hati yang terkait, saling mengukuhkan cinta yang sudah dan akan terjalin resmi. Mengapa aku berkata sudah karena dalam proses perkenalan kita selama 4 bulan ditambah dengan 2 bulan proses persiapan kita menikah banyak hal yang kita lebur untuk bisa mengenal satu sama lain meskipun belum keseluruhan. Dan kenapa aku bilang akan, karena aku yankin ALLAH yang berkuasa atas hati kita, cinta inilah yang akan ALLAH gerakkan, untuk mencintaimu sebagai suamiku dan mencintai aku sebagai istrimu.



Dan akhirnya kita berdua memutuskan melangkah menuju hidup yang baru. Aku masih begitu asing dengan mu, Cara kamu bersikap, cara kamu berbicara lembut, dan cara kamu mengungkapkan cinta. Karena memang proses berpacaran kita sangat singkat hingga segala perkenalan atas sikap-sikap asli kita baru berlangsung setelah pernikahan ini. Cinta kita memang benar-benar berbeda. Kita menikah karena berlandaskan atas cinta pada-NYA tetap utuh tak ternodai oleh perasaan yang kita miliki. Semoga niat kita ini menjadikan ikatan pernikahan ini diberkahi oleh-NYA lagi..lagi..dan lagi..Amiin YRA.


Perhatian demi perhatian kau curahkan, seolah-olah aku adalah dewi di bumi yang sangat berati bagi hidupmu. Kau menjadi suami yang sangat baik bagiku, perhatian yang sangat besar dari waktu ke waktu sampai kamu pun rela mempertaruhkan segalanya hanya untuk tetap berada disisi aku..apalagi setelah 1 bulan menikah, aku dinyatakan hamil hingga membuat mu rela mengerjakan tugas-tugas rumah hanya agar aku tidak kelelahan setelah seharian bekerja dan pulang harus mengurus ini itu...lagi-lagi aku bersyukur karena ALLAH memilihkan kamu sebagai suami ku.


Dan waktu pun berlangsung begitu cepat, tak terasa tahun ini akan masuk ke 4 tahun usia pernikahan kita (8/08/12) hingga saat ini kita sudah melewati masa-masa susah, senang, sehat, sakit, sedih, bahagia bersama-sama tanpa terlewatkan untuk saling menguatkan satu sama lain. Dan sekali lagi ALLAH memberikan kita nikmat ke 2 dengan diberikan kehamilan ku yang saat ini sudah menginjak usia 8 bulan.


Untuk itu sayang, mari kita kaitkan tangan kita semakin erat, mempersamai setiap niat perubahan diri yang mungkin terjadi selain cobaan-cobaan yang kita sudah dan akan kita lewati bersama. Karena hati wanita mu ini butuh kekuatan seorang pria yang selalu menopang saat ia jatuh. Saat aku lemah, aku butuh dukungan mu sebagai suamiku. Untuk menguatkan setiap tekad yang mungkin kehilangan energinya, atau membimbing setiap keinginan yang mungkin sudah berubah haluannya. Karena cinta kita bukan cinta hanya pelampiasan nafsu, namun sebuah rasa yang ingin kita kecap bersama hingga hanya maut yang memisahkan kita. Membesarkan kesemua anak-anak kita dan mewujudkan rumah muslim yang bahagia, tak hanya dalam dunia, tapi juga dihadapan ALLAH yang telah menciptakan dan menjaga cinta kita....Amin YRA


#Sun-sun Love Bear#

Wednesday 2 May 2012

Nasib seorang pemfitnah



Ketika drama kehidupan membawa manusia pada keadaan dimana dia harus mencari sebuah jalan keluar, tanpa perlu harus menjadi tersangka dari suatu keburukkan situasi saat itu, maka kambing hitam dirasa perlu dihadirkan untuk lebih menyemarakkan suasana. Selain diharapkan bisa menjadi pemain pengganti dari peletak kesalahan, sang kambing hitam juga diharapkan dapat membawa tugas lain yaitu sebagai yang terendahkan.

Episode selanjutnya, segeralah mulut dari seorang pemfitnah yang sudah terlepas dari iman itu, mengeluarkan segala sampah yang bersumber dari hatinya. Lihatlah gayanya dalam menyakinkan orang lain terhadap sesuatu, menyebar fitnah untuk dinilai benar dihadapan manusia, mengangkat diri dan menggorok kehormatan orang lain, memuaskan diri dengan berlindung dibalik kamuflase predikat malaikatnya.

Saksikanlah, betapa dendamnya telah menutupi logika kebaikan dan pemikiran positifnya, yang ada hanyalah obsesi dan ambisi menjadi pemenang dihadapan manusia. Tiada lain, pengecut adalah nama tengah dari seorang PEMFITNAH.

Dan....

Tertawakan saja!!
Bahkan manusia seperti itu, sebenarnya tidak bisa lepas dari label pembohong yang disematkan oleh hatinya atas dirinya sendiri.

Berempatilah!!
Bahwa ada seorang yang sangat perduli terhadapmu, namun menunjukkan dengan cara yang salah. Bahkan saking salahnya dia tidak tahu bahwa hal itu justru akan merendahkan dirinya dihadapan manusia dan Tuhannya.

Kasihanilah!!
Bahkan batinnya sendiri sebenarnya sudah terlalu bosan dan lelah meladeni lidah dan peranginya.

Katakanlah!!
Bahwa dia bisa saja lari dan memutar balikkan semua dengan huruf-huruf karangannya, tapi dia bahkan tidak bisa lari dari kebenaran yang di sadari oleh kesadarannya sendiri.

Maafkanlah dan maklumilah!!
Karena sesungguhnya yang dia butuhkan adalah perasaan bahagia, sanjungan dan rasa empati dan keberpihakkan.

Doakanlah!!
Semoga ALLAH mengampuninya....


~By, Voa-i~

- cerita ini diperuntukan untuk seseorang perempuan yang hobbynya hanya mem-fitnah orang lain agar dia tetap menjadi seorang yang paling benar dalam hidupnya -